Sabtu, 17 Desember 2011

DEVELOPING MATHEMATICS CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL IN INDONESIA

Pemerintah Indonesia selalu berusaha keras untuk meningkatkan tingkat intelektual rakyat dan memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan kurikulum baru. Saat ini upaya untuk meningkatkan pendidikan matematika di Indonesia meliputi kolaborasi dalam melaksanakan kegiatan mengajar matematika di sekolah SMP di beberapa daerah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan mencoba beberapa model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan pendidikan di Indonesia. Dosen dan guru bekerjasama di sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran yang dibutuhkan di lapangan. Strategi dasar untuk uji coba adalah mempromosikan paradigma baru pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan.
Untuk itu kurikulum harus selalu dikembangkan. Perhatian utama dalam pengembangan kurikulum matematika adalah untuk memastikan bahwa kurikulum mencerminkan proses belajar mengajar yang telah dimaksudkan, karena itu, kita perlu mengembangkan: Pedoman untuk mengembangkan silabus, Pedoman untuk pelaksanaan kurikulum, dokumen pendukung seperti handout, lembar kerja siswa, keterlibatan guru dalam pengembangan kurikulum, sosialisasi dan diseminasi kurikulum, dan pemantauan rutin pada implementasi nya.
Dalam mengelola kelas matematika seorang guru harus mengetahui karakteristik atau sifat dasar dari mateatiika itu sendiri. Karakteristiknya yaitu matematika adalah mencari pola dan hubungan, matematika adalah kegiatan kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan, matematika adalah cara memecahkan masalah, matematika merupakan sarana mengkomunikasikan informasi atau ide. Saat ini prestasi anak dalam mata pelajaran matematika dan IPA tergolong rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya kegiatan laboratorium, kurangnya guru yang menguasai ilmu pengetahuan, kurangnya guru yang menguasai pendekatan keterampilan proses, materi pada Matematika terlalu ramai, terlalu banyak ketentuan administrasi yang memakan waktu bagi guru, kurangnya peralatan laboratorium dan sumber daya manusia. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa hal itu juga dapat disebabkan karena ketidakcocokan antara kurikulum dengan tujuan pendidikan. Selain itu, seorang guru juga harus paham mengenai karakteristik peserta didik matematika yaitu siswa belajar terbaik ketika mereka termotivasi, siswa belajar dengan cara yang unik, siswa belajar secara independen dan melalui kolaborasi, siswa mengkonsolidasikan ide yang sama dalam konteks yang berbeda.Untuk mengatasi kendala pelaksanaan kurikulum baru, guru perlu mempertimbangkan tiga komponen penting yaitu diskusi, kerja praktis,dan pekerjaan investigational.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar