Rabu, 21 September 2011

HELPING TEACHER TO DEVELOP MODEL FOR SECONDARY MATHEMATICS TEACHING: Action Research of Indonesian Secondary Mathematics Teaching

Dalam (GBHN) telah ditetapkan bahwa pendidikan nasional perlu
terus didefinisikan ulang, dikembangkan, dan diperkuat dengan menyediakan undang-undang yang diperlukan  dan memberikan prioritas untuk perluasan kesempatan dan peningkatan kualitas pendidikan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993). Pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas  dalam pengajaran dengan peningkatan kualitas guru, penyediaan fasilitas belajar dan  peralatan, perbaikan kurikulum untuk pendidikan dasar, dan, pengembangan serta pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pendidikan, dalam mendukung proses belajar-mengajar.  Selama dua dekade terakhir banyak pendidik telah merealisasikan bahwa kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan instruksi yang mereka berikan.
 Peningkatan kualitas guru menjadi salah satu persoalan mendasar dalam
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, kualitas proses belajar mengajar  terkait erat dengan apa yang guru ajarkan di kelas. Dalam hal ini perilaku guru  dan kompetensi peningkatan kualitas secara langsung terkait dengan kemampuan guru untuk merencanakan dan mengelola waktu, untuk mengenali dan memahami tujuan, untuk mengatur dan mengelola pengajaran dan pembelajaran melalui kombinasi kegiatan kelas, untuk menggunakan lingkungan dan sumber daya, untuk  menggunakan berbagai jenis metode pengajaran atau pendekatan, untuk memberikan dan menggunakan umpan balik belajar-mengajar  dan untuk lebih menilai proses serta hasil dari pembelajaran.
Upaya untuk mengembangkan model mengajar  telah berkembang di ruang kelas yang mengajarkan perilaku yang diinginkan, di mana guru harus menghadapi kelas besar. Dengan begitu  perubahan model pengajaran yang memerlukan kerja kelompok, pengalaman, penyelidikan atau kegiatan eksperimental, mungkin tidak praktis karena kurangnya ruang kelas yang tidak memadai , kemudian tidak adanya peralatan yang mencukupi, dan kurangnya isolasi kelas bahkan membuat gangguan di kelas lain. Pendidik bahasa Indonesia melihat bahwa model mengajar adalah salah satu dari faktor yang paling penting yang mempengaruhi kualitas pengajaran, dan factor itu adalah salah satu faktor yang terkait dengan efektivitas sekolah. Guru yang memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik dan lebih professional dalam hubungannya dengan murid mungkin dapat membawa prestasi yang tinggi di kelas.
Proses penelitian tindakan meliputi analisis masalah dan rencana strategis, pelaksanaan rencana strategis, observasi dan evaluasi tindakan dengan metode yang tepat, serta refleksi atas hasil evaluasi dan tindakan keseluruhan dan proses penelitian. Penelitian ini memberikan guru kesempatan untuk mengembangkan model proses belajar mengajar agar mampu meningkatkan kualitas pengajaran matematika. Namun, penelitian ini mencatat bahwa masih ada banyak hambatan bagi guru untuk melakukan praktek mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar